Bagaimana hukum nya mncintai keluarga nabi
TANYA JAWAB FIQIH AQIDAH
Sail : Darul
Deskripsi masalah
Assalamu alaikum
Disuatu daerah ada seorang ustadz berkata bahwasanya mencintai ahlul bait atau habaib itu tidaklah wajib dan hal itu membuat salah satu jemaahnya bingung karena dia tidak faham tentang hal tersebut
Pertanyaan
Bagaimana hukum nya mncintai keluarga nabi seperti ahlul bait atau para habaib itu wajib apa sunah ?
➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖
Jawaban
Wajib bagi Ummat Islam untuk mencintai dan menta'zhimi (mengagungkan / memuliakan) para Habaib (Ahlul bait) meskipun mereka tidak sejalan dengan leluhur mereka yang disucikan.
Referensi :
{الاجوبة الغالية، ص ١٨٤}
س. ما حكم محبة اهل البيت النبوي في دين الاسلام ؟
Bagaimana hukumnya mencintai keluarga / keturunan Rosululloh dalam pandangan Agama Islam ?
ج.اعلم انه من المشهور والمعلوم عند الخاص والعام ان محبة اهل البيت النبي وذريته فرض على كافة اهل الاسلام،
وقد ثبت في الآيات القرآنية والسنة النبوية الحث على محبتهم والامر بمودتهم ودرج على ذالك اعلام الصحابة والتابعين وائمة السلف المهتدين٠
Ketahuilah bahwasanya sudah masyhur dan maklum, baik menurut golongan khusus maupun awam bahwa hukum mencintai keluarga dan keturunan Rosululloh wajib bagi semua Muslim. Dan sungguh hal itu telah ditetapkan dalam ayat Al Quran dan Hadis Nabi yang memotivasi untuk mencintai mereka dan perintah untuk menyayangi mereka, termasuk juga para Ulama' pembesar dari golongan Shohabat, Tabiin dan para Imam Ulama' Salafus Sholih yang mendapat petunjuk.
{سنن الترمذي حديث رقم ٣٧٨٦}
٣٧٨٦— عَنْ جَابِرِ بْنِ عَبْدِ اللهِ ، قَالَ: " رَأَيْتُ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي حَجَّتِهِ يَوْمَ عَرَفَةَ وَهُوَ عَلَى نَاقَتِهِ القَصْوَاءِ يَخْطُبُ ، فَسَمِعْتُهُ يَقُولُ: يَا أَيُّهَا النَّاسُ إِنِّي تَرَكْتُ فِيكُمْ مَا إِنْ أَخَذْتُمْ بِهِ لَنْ تَضِلُّوا: كِتَابَ اللهِ ، وَعِتْرَتِي أَهْلَ بَيْتِي رواه الترمذي٠
Dari Jabir bin Abdillah dia berkata : "Aku melihat Rosululloh ﷺ ketika beliau hajji di Hari Arofah, saat itu Beliau duduk diatas Ontanya yang diberi nama Qoswa', beliau berkhutbah, Aku mendengar Beliau bersabda ; "Wahai Manusia, sesungguhnya Aku memberikan peninggalan kepada kalian, berupa perkara yang apabila kalian pegang teguh maka kalian tidak akan tersesat, perkara tersebut adalah al-Qur'an dan keturunanku dan keluargaku.
(HR. Tirmidzi)
{مرقاة المفاتيح شرح مشكاة المصالح، ج ٩ ص٣٩٧٣}
وَالْمُرَادُ بِالْأَخْذِ بِهِمُ التَّمَسُّكُ بِمَحَبَّتِهِمْ وَمُحَافَظَةُ حُرْمَتِهِمْ وَالْعَمَلُ بِرِوَايَتِهِمْ وَالِاعْتِمَادُ عَلَى مَقَالَتِهِمْ، وَهُوَ لَا يُنَافِي أَخْذَ السُّنَّةِ مِنْ غَيْرِهِمْ لِقَوْلِهِ - صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ -: " أَصْحَابِي كَالنُّجُومِ بِأَيِّهِمُ اقْتَدَيْتُمُ اهْتَدَيْتُمْ " وَلِقَوْلِهِ تَعَالَى: {فَاسْأَلُوا أَهْلَ الذِّكْرِ إِنْ كُنْتُمْ لَا تَعْلَمُونَ} [النحل: ٤٣]
Adapun yang dimaksud dalam Hadist tersebut adalah berpegang teguh dengan cara mencintai mereka, menjaga kemulyaan mereka, mengamalkan apa yang diriwayatkan oleh mereka, dan berpegang teguh / mengikuti pendapat mereka. Hal ini bukan berarti menafikan mengambil hadist dari selain ahlul bait karena Nabi ﷺ bersabda : "Para sahabatku laksana bintang, kalian mengikuti sahabatku yang mana saja niscaya kalian akan mendapat petunjuk".
Disamping itu juga karena firman Allah yang menjelaskan : "Maka bertanyalah kalian kepada ahli dzikir (Ulama') apabila kalian tidak tahu".
(An-Nahl ayat 43)
وَقَالَ ابْنُ الْمَلَكِ: التَّمَسُّكُ بِالْكِتَابِ الْعَمَلُ بِمَا فِيهِ وَهُوَ الِائْتِمَارُ بِأَوَامِرِ اللَّهِ وَالِانْتِهَاءُ بِنَوَاهِيهِ،
وَمَعْنَى التَّمَسُّكِ بِالْعِتْرَةِ مَحَبَّتُهُمْ وَالِاهْتِدَاءُ بِهَدْيِهِمْ وَسِيرَتِهِمْ.
زَادَ السَّيِّدُ جَمَالُ الدِّينِ: إِذَا لَمْ يَكُنْ مُخَالِفًا لِلدِّينِ. قُلْتُ: بِإِطْلَاقِهِ - صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ - إِشْعَارٌ بِأَنَّ مَنْ يَكُونُ مِنْ عِتْرَتِهِ فِي الْحَقِيقَةِ لَا يَكُونُ هَدْيُهُ سِيرَتُهُ إِلَّا مُطَابِقًا لِلشَّرِيعَةِ وَالطَّرِيقَةِ
Ibnul Malik berkata : "Adapun yang dimaksud berpegang teguh pada kitab adalah mengamalkan isi Al-Qur'an memerintahkan / melaksanakan apa yang diperintahkan Allah dan melarang / mencegah apa yang dilarang oleh Allah.
Adapun yang dimaksud berpegang teguh pada keluarga dan keturunan Nabi ﷺ adalah mencintai mereka, dan mengikuti petunjuk dan ahlak mereka".
Sayyid Jamaluddin menambahkan catatan : "Selagi petunjuk dan tingkah laku mereka tidak melanggar Agama".
Aku (Mulla Ali al-Qori) berpendapat dengan pernyataan mutlak (umum) yang disampaikan Rosululloh ﷺ , karena hal itu memberi pengertian bahwasanya barang siapa yang termasuk keturunan Rosululloh ﷺ dalam kenyataannya, petunjuk dan tingkah laku mereka tentunya sesuai dengan syariat dan thoriqoh.
{فيض القدير شرح الجامع الصغير، ج ٣ ص ٢٠}
قال القرطبي: وهذا لوصية وهذا التأكيد العظيم يقتضي وجوب احترام أهله وإبرارهم وتوقيرهم
ومحبتهم وجوب الفروض المؤكدة التي لا عذر لأحد في التخلف عنها هذا مع ما علم من خصوصيتهم بالنبي صلى الله عليه وعلى آله وسلم وبأنهم جزء منه فإنهم أصوله التي نشأ عنها وفروعه التي نشأوا عنه كما قال: " فاطمة بضعة مني"
Imam Qurthubi berkata : "Ini sungguh merupakan wasiat sangat agung yang memberikan yang memberikan pengertian akan wajibnya menghormati keluarga / keturunan Rosululloh ﷺ berbuat baik kepada mereka dan memulyakan mereka.
Dan mencintai mereka merupakan hal yang Fardlu dan sangat dianjurkan yang tidak ada udzur bagi seorangpun meninggalkannya, hal ini beserta apa yang diketahui dari keistimewaan hubungan mereka dengan Rosululloh ﷺ, mereka merupakan bagian dari Rosululloh ﷺ, karena mereka merupakan nenek moyang yang dari mereka Rosululloh ﷺ berasal, maupun karena mereka adalah keturunan yang berasal dari Rosululloh ﷺ, sebagai mana Beliau bersabda ; "Fatimah adalah darah dagingku."
{اسعاد الرفيق، ج ١١ ص ٢}
وتعظيم العلماء والأولياء وأهل البيت ومحبتهم والقيام بحقوقهم وإن وقعت منهم هفوة أو زلة بل وكل من يقول لا إله إلا الله اذ الولي كما قال القشيرى وغيره لا يكون معصوما بل محفوظا ،فلا يصرّ على الذنوب وان حصلت منه هفوة أو هفوات،
Termasuk mengagungkan syiar Islam adalah mengagungkan Ulama' dan para Wali dan keluarga / keturunan Rosululloh SAW, mencintai mereka, memberikan hak-hak mereka, meskipun diantara mereka ada yang pernah jatuh ke dalam kesalahan dan kekeliruan, bahkan kita juga harus mengagungkan / menghormati setiap Muslim. Karena seorang Wali sebagaimana pendapat imam Qusyairi maupun Ulama' lain yang menyatakan : "Orang alim atau Wali bukanlah orang yang ma'shum (dilindungi sehingga tidak pernah berbuat dosa) namun Dia orang yang mahfudz (dijaga dari dari dosa) sehingga Dia tidak terus menerus jatuh dalam perbuatan dosa, meskipun mereka pernah melakukan satu atau beberapa kesalahan
{تفسير القرآن القرطبي، ج ١٦ ص ٢٣}
من مات على حب آل محمد مات شهيدا
Barang siapa yang wafat didalam kecintaan kepada keluarga Baginda Nabi Muhammad saw, maka dia ditulis wafat sebagai syahid.
ألا ومن مات على حب آل محمد مات مؤمنا مستكمل الإيمان
Ingatlah...
Barang siapa yang wafat didalam kecintaan kepada keluarga Baginda Nabi Muhammad saw, dia wafat dalam keadaan iman, yang sempurna keimanan-nya.
ألا ومن مات على حب آل محمد بشره ملك الموت بالجنة ثم منكر ونكير
Ingatlah...
Barang siapa yang wafat didalam kecintaan kepada keluarga Baginda Nabi Muhammad saw Malaikat Izroil serta Malaikat Munkar & Nakir memberi kabar gembira kepadanya dengan surga.
ألا ومن مات على حب آل محمد يزف إلى الجنة كما تزف العروس إلى بيت زوجها
Ingatlah...
Barang siapa yang wafat didalam kecintaan pada keluarga Baginda Nabi Muhammad saw, dia akan disambut (di arak)menuju SURGA, sebagaimana disambutnya pengantin ke rumah pasangannya.
ألا ومن مات على حب آل محمد فتح له في قبره بابان إلى الجنة
Ingatlah...
Barang siapa yang wafat didalam kecintaan kepada keluarga Baginda Nabi Muhammad saw dibuka untuknya 2 pintu didalam kuburnya untuk menuju surga.
ألا ومن مات على حب آل محمد جعل الله قبره مزار ملائكة الرحمة
Ingatlah...
Barang siapa yang wafat atas kecintaan kepada keluarga Baginda Nabi Muhammad saw maka ALLAH swt akan menjadikan kuburnya sebagai tempat persinggahan malaikat rohmat.
ألا ومن مات على حب آل محمد مات على السنة والجماعة
Ingatlah...
Barang siapa yang wafat didalam kecintaan kepada keluarga Baginda Nabi Muhammad saw, dia wafat didalam lingkup Ahlus Sunnah Wal Jama'ah (cinta Baginda Nabi Muhammad saw, sahabatnya serta para tabi'in).
ألا ومن مات على بغض آل محمد جاء يوم القيامة مكتوبا بين عينيه آيس من رحمة الله
Ingatlah...
Barang siapa yang mati didalam kebencian kepada keluarga Baginda Nabi Muhammad saw, kelak datang di hari kiamat, tertulis diantara kedua matanya sebagai orang yang putus asa (sia-sia tidak kan mendapatkan) rohmat ALLOH swt.
ألا ومن مات على بغض آل محمد مات كافرا
Ingatlah...
Barang siapa yang mati didalam kebencian kepada keluarga Baginda Nabi Muhammad saw, dikhawatirkan dia MATI dalam keadaan KAFIR.
ألا ومن مات على بغض آل محمد لم يشم رائحة الجنة
Ingatlah...
Barang siapa yang MATI didalam KEBENCIAN kepada keluarga Baginda Nabi Muhammad saw, dia TIDAKLAH dapat mencium harum bau SURGA.
Wallaahu A’lamu Bis Showaab
➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖
TIM MUSYAWIRIN
MUSHOHIH
Ustadz Hosiyanto Ilyas S.Pd.I.
Ustadz Abdha' Mukhtar S.H.
Ustadz Adul Hadi
Ustad Iman Abdulloh El Rashied Mahasiswa Mukala Hadramaut Yaman
Ustad Hamdan Khoirul Muttaqiin
Ustad Abu Siman
PENULIS DAN PERUMUS REDAKSI
Ustadz Saifuddin
PENANGGUNG JAWAB
Uztadzah Hj D Dzulaeha
Komentar