APAKAH TAKDIR BISA DI RUBAH??

TANYA JAWAB FIQIH & AQIDAH



Sail : @ al Akhi

Deskrisi masalah

ALLAH telah menakdirkan bahwa setiap manusia telah ALLAH tentukan nasibnya sebelum manusia terlahir kedunia

Mungkin kita bisa memahami bahwa didalam perjalanan hidup manusia ada ketentuan yang telah dilewati seperti hari kemarin dan seterusnya . Adapun sekarang, nanti, esok atau lusa itupun udah ada ketemtuannya (takdirnya).

Pertanyaan :

Assalamualaikum


Apakah takdir bisa diubah ?


Jawaban :

Wa alaikum salam
Perlu diketahui bahwa takdir tebagi menjadi dua bagian:

1. Takdir Mubram (Ghairu mu’allaq) adalah sebuah ketentuan dari Allah subhanahu wa ta’ala yang pasti terjadi dan tidak ada satupun yang bisa menolaknya (Ex: Mati), maka mati pasti akan terjadi dan tidak ada satupun yang bisa menolak.

2. Takdir Mu’allaq (takdir yang berkaitan dengan sebab dan akibat) adalah sebuah ketentuan Allah yang tertulis pada lembaran yang ada pada Malaikat yang sesuai dengan ketentuan Allah yang termaktub di Lauch mahfud (Ex: Rizki dan kesehatan) yang mana ketentuan yang bersifat mu’allaq tersebut masih bisa dirubah oleh Allah berdasar kesungguhan kita dalam berusaha dan berdo’a.

Imam Isma’il Chaqi Ibnu Musthafa Al-Istambuli Al-Chanafi didalam Kitabnya Tafsir Ruch Al-Bayan menegaskan bahwa do’a bisa merubah sebuah ketentuan (Takdir) yang bersifat mu’allaq bukan takdir yang bersifat mubram. Wallahu a’lam bis shawab.

Referensi:

Syarah Sunan Al-Tirmidzi


كتاب القدر عن رسول الله صلى الله عليه وسلم » باب ما جاء لا يرد القدر إلا الدعاء مسألة: باب ما جاء لا يرد القدر إلا الدعاء.


2139 حدثنا محمد بن حميد الرازي وسعيد بن يعقوب قالا حدثنا يحيى بن الضريس عن أبي مودود عن سليمان التيمي عن أبي عثمان النهدي عن سلمان قال قال رسول الله صلى الله عليه وسلم لا يرد القضاء إلا الدعاء ولا يزيد في العمر إلا البر قال أبو عيسى وفي الباب عن أبي أسيد وهذا حديث حسن غريب من حديث سلمان لا نعرفه إلا من حديث يحيى بن الضريس وأبو مودود اثنان أحدهما يقال له فضة وهو الذي روى هذا الحديث اسمه فضة بصري والآخر عبد العزيز بن أبي سليمان أحدهما بصري والآخر مدني وكانا في عصر واحد


الحاشية رقم: 1 قوله : ( لا يرد القضاء إلا الدعاء ) القضاء هو الأمر المقدر وتأويل الحديث أنه إن أراد بالقضاء ما يخافه العبد من نزول المكروه به ويتوقاه فإذا وفق للدعاء دفعه الله عنه فتسميته قضاء مجاز على حسب ما يعتقده المتوقى عنه ، يوضحه قوله صلى الله عليه وسلم في الرقى : هو من قدر الله . وقد أمر بالتداوي والدعاء مع أن المقدور كائن على الناس وجودا وعدما ولما بلغ عمر الشام وقيل له إن بها طاعونا رجع ، فقال أبو عبيدة : أتفر من القضاء يا أمير المؤمنين ؟ فقال : لو غيرك قالها يا أبا عبيدة ! نعم نفر من قضاء الله إلى قضاء الله ، أو أراد برد القضاء إن كان المراد حقيقته تهوينه وتيسير الأمر حتى كأنه لم ينزل ، يؤيده ما أخرجهالترمذي من حديث ابن عمر إن الدعاء ينفع مما نزل ومما لم ينزل .............. والحاصل أن القضاء المعلق يتغير ، وأما القضاء المبرم فلا يبدل ولا يغير ، انتهى . الكتب » سنن الترمذي.



Takdir muallaq yang realisasinya sangat berkaitan erat dengan doa.

والدعاء ينفع مما نزل ومما لم ينزل وإن البلاء لينزل ويتلقاه الدعاء فيتعالجان إلى يوم القيامة. والدعاء ينفع في القضاء المبرم والقضاء المعلق. أما الثانى فلا استحالة في رفع ما علق رفعه منه على الدعاء ولا في نزول ما علق نزوله منه على الدعاء

Artinya, “Doa bermanfaat terhadap apa yang datang dan apa yang belum datang (dari langit). Bala pun akan datang dan bertemu dengan doa. Keduanya (bala dan doa) senantiasa ‘berperang’ hingga hari qiamat. Doa bermanfaat pada qadha mubram dan qadha muallaq. Perihal yang kedua (qadha muallaq), maka tidak mustahil menghilangkan apa (putusan) yang penghilangannya digantungkan pada doa dan tidak mustahil mendatangkan apa (putusan) yang penghadirannya digantungkan pada doa,” (Syekh M Ibrahim Al-Baijuri, Tuhfatul Murid ala Jauharatit Tauhid, halaman 91).

Situasi takdir muallaq berlainan dengan takdir mubram. Doa tidak dapat mengubah kenyataan yang digariskan dalam takdir mubram. Meskipun demikian, doa dipercaya dapat meminimalisir dampak bala yang timbul karena takdir mubram.

وأما الأول فالدعاء وإن لم يرفعه لكن الله تعالى ينزل لطفه بالداعى كما إذا قضى عليه قضاء مبرما بأن ينزل عليه صخرة فإذا دعا الله تعالى حصل له اللطف بأن تصير الصخرة متفتتة كالرمل وتنزل عليه

Artinya, “Adapun perihal pertama (qadha mubram), (peran) doa meskipun tidak dapat menghilangkan bala, tetapi Allah mendatangkan kelembutan-Nya untuk mereka yang berdoa. Misalnya, ketika Allah menentukan qadha mubram kepada seseorang, yaitu kecelakaan berupa tertimpa batu besar, ketika seseorang berdoa kepada Allah, maka kelembutan Allah datang kepadanya, yaitu batu besar yang jatuh menimpanya menjadi remuk berkeping-keping sehingga dirasakan olehnya sebagai butiran pasir saja yang jatuh menimpanya,”

( Syekh M Ibrahim Al-Baijuri, Tuhfatul Murid ala Jauharatit Tauhid, halaman 91).
Oleh karena itu dapat kita ketahui doa dan ikhtiar manusiawi jangan sampai ditinggalkan.


Wallahu A'lamu bisshowab


➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖


TIM MUSYAWIRIN

MUSHOHIH

Ustadz Abu Siman
Ustadz Hosiyanto Ilyas S.Pd.I.
Ustadz M.Hasyim S.Pd.I.
Ustadz Jalaluddin Suyuti
Ustadz Abdha' Mukhtar S.H.
Ustadz Aby Hadi
Ustadz Muhammad Sholehuddin
Ustadzah Aulya al zahra M.Pd.
Ustadzah Rabi'ah al dawiyah

PENULIS DAN PERUMUS REDAKSI

Ustadz Abu Siman

Ustadz Saifuddin

PENANGGUNG JAWAB

Uztadzah Hj. Dinda Zulaikh



Komentar

POPULAR POST

Apakah Batalkah Puasa orang yg Berasa mau Muntah

Hukum Menunda Penguburan Jenazah

Jumlah Rakaat Sholat Sunat Rawatib

Hukum Busana muslimah Yg Harus Di Hindari

Hukum Mengganti Nama Yg lebih Baik Menurut islam

Hukum Cinta Menurut Islam

HUKUM MEMOTONG KUKU DAN RAMBUT DALAM KEADAAN HAID

Dengan Tiga Hal Cita-Cita Dapat Diraih