Bagaimana hukum kenajisannya
TANYA JAWAB FIQIH & AQIDAH
Sail : -Al
Deskripsi masalah
Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Mungkin diantara kita pernah melihat atau menyaksikan baik itu di rumah tetangganya sendiri atau temannya atau pernah melihat di media sosial ada seorang wanita bercadar yang memelihara banyak hewan anjing.
Pertanyaan
Bagaimana hukum kenajisannya ?
➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖
Jawaban
Masalah hukum najisnya ya tetap najis
Adapun hukum memelihara anjing tidak boleh kecuali ada keperluan sesuai syara' seperti menjaga harta, berburu dan lain sebagainya
Dalam madzhab malikiyah ada dua pendapat tentang hukum memelihara anjing selain menjaga tanaman, hewan ternak dan untuk berburu
1 Makruh
2 Mubah
Referensi
Al-Mausuu’ah al-Fiqhiyyah 35/125
اقتناء الكلب :
4 - اتفق الفقهاء على أنه لا يجوز اقتناء الكلب إلا لحاجة : كالصيد والحراسة ، وغيرهما من وجوه الانتفاع التي لم ينه الشارع عنها (4) .
وقال المالكية : يكره اتخاذه لغير زرع أو ماشية أو صيد ، وقال بعضهم بجوازه (1) .
وقد ورد عن أبي هريرة ، عن النبي صلى الله عليه وسلم ، أنه قال : من اتخذ كلبا إلا كلب ماشية أو صيد أو زرع انتقص من أجره كل يوم قيراط (2) .
وعن ابن عمر رضي الله عنهما عن النبي صلى الله عليه وسلم قال : من اقتنى كلبا إلا كلب صيد ، أو ماشية ، نقص من أجره كل يوم قيراطان (3) .
وأما اقتناؤه لحفظ البيوت فقد قال ابن قدامة : لا يجوز على الأصح للخبر المتقدم ، ويحتمل الإباحة (4) .
وقال الشافعية : إذا زالت الحاجة التي يجوز اقتناء الكلب لها فإنه يجب زوال اليد عن الكلب بفراغها ، وقالوا يجوز تربية الجرو الذي يتوقع تعليمه لذلك (5) .
(4) ابن عابدين 5 / 134 ، 147 ، 217 ، وجواهر الإكليل 2 / 4 ، 35 ، حاشية القليوبي 2 / 157 ، وفتح الباري 5 / 7 ، والشرح الكبير مع المغني 4 / 14 .
(1) كفاية الطالب الرباني 2 / 447 .
(2) حديث أبي هريرة : " من اتخذ كلبا إلا كلب ماشية . . . " . أخرجه البخاري ( فتح الباري 5 / 5 ) ومسلم ( 3 / 1203 ) واللفظ لمسلم .
(3) حديث ابن عمر : " من اقتنى كلبا إلا كلب صيد . . . " . أخرجه مسلم ( 3 / 1201 ) .
(4) الشرح الكبير مع المغني 4 / 14 .
(5) حاشية القليوبي 2 / 157 ، ومغني المحتاج 2 / 11 .
[ MEMELIHARA ANJING ]
Para Ulama sepakat bahwa tidak diperbolehkan memelihara anjing kecuali ada keperluan seperti untuk berburu, penjaga dan kepentingan-kepentingan lainnya yang tidak dilarang oleh Syara’.
Kalangan Malikiyyah berkata “Makruh memeliharanya selain demi menjaga tanaman, hewan ternak atau untuk berburu, sebagian pendapat dikalangan ini menyatakan kebolehannya”.
Diriwayatkan dari Abu Hurairoh ra sesungguhnya Nabi Muhammad SAW bersabda “Barangsiapa memelihara anjing selain anjing untuk berburu atau anjing untuk menjaga binatang ternak, maka pahalanya akan berkurang satu qirath setiap harinya.”
(HR. Al-Bukhari –Fath al-Baari V/5 dan Muslim III/1203).
Diriwayatkan dari Ibn Umar sesungguhnya Nabi Muhammad SAW bersabda “Barangsiapa memelihara anjing selain anjing untuk berburu atau anjing untuk menjaga binatang ternak, maka pahalanya akan berkurang dua qirath setiap harinya.”
(HR. Muslim III/1201).
Sedang memeliharanya untuk menjaga rumah menurut Ibn Quddaamah (dari madzhab Hanabilah) menurut pendapat yang paling shahih tidak diperbolehkan, dan memungkinkan juga untuk hukum kebolehannya.
Kalangan Syafi’iyyah berpendapat “Bila kepentingan yang membolehkannya memelihara anjing telah tertiadakan maka wajib menghilangkan penguasaan atas anjing tersebut, mereka menambahkan boleh mengajari anak anjing dengan tujuan seperti yang diperbolehkan diatas”.
( قوله لا اقتناء كلب ) أي لا يحل اقتناؤه
( وقوله إلا لصيد أو حفظ مال ) أي فيحل وذلك لما صح أنه صلى الله عليه وسلم قال من اقتنى كلبا إلا كلب ماشية أو ضاربا نقص من أجره كل يوم قيراطان
(Keterangan memelihara anjing) artinya tidak dihalalkan memeliharanya kecuali untuk berburu atau menjaga harta benda berdasarkan sabda Nabi SAW “Barangsiapa memelihara anjing selain anjing untuk berburu atau anjing untuk menjaga binatang ternak, maka pahalanya akan berkurang dua qirath setiap harinya.”
(HR. Muslim III/1201). [ I’aanah at-Tholibiin II/81 ].
المالكية قالوا : كل حي طاهر العين ولو كلبا . أو خنزيرا ووافقهم الحنفية على طهارة عين الكلب ما دام حيا على الراجح
Kalangan Malikiyyah berpendapat setiap binatang yang hidup suci keadaanya walaupun anjing ataupun babi.Dan selaras dengan pendapat mereka adalah pendapat kalangan Hanafiyyah yang menyatakan sucinya keadaan anjing menurut pendapat yang paling kuat dikalangan mereka ini.
[ Al-Fiqh ‘alaa Madzaahib al-Arba’ah I/13 ].
Wa llahu muwaffiq ila aqwathih thariq
➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖
TIM MUSYAWIRIN
MUSHOHIH
Ustadz Hosiyanto Ilyas S.Pd.I.
Ustadz Abdha' Mukhtar S.H.
Ustadz Adul Hadi
Ustad Iman Abdulloh El Rashied Mahasiswa Mukala Hadramaut Yaman
Ustad Hamdan Khoirul Muttaqiin
Ustad Abu Siman
PENULIS DAN PERUMUS REDAKSI
Ustadz Saifuddin
PENANGGUNG JAWAB
Uztadzah Hj D Dzulaeha
Komentar